Air seringkali dianalogikan sebagai lawan dari api sehingga banyak yang mengira bahwa api selalu menjadi pilihan terbaik sebagai media pemadam api. Padahal, dalam kenyataannya tidak semua jenis kebakaran dapat secara efektif dipadamkan oleh air. Dalam beberapa kasus, misalnya kebakaran oleh cairan kimia dan minyak, foam pemadam kebakaran semisal AFFF (Aqueous Film Forming Foam) dipandang lebih tepat dibandingkan air.

Jika air telah berumur sama tuanya dengan peradaban manusia, lain halnya dengan foam pemadam kebakaran. Foam semacam ini pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Rusia, Aleksandr Loran, sebagai alat pemadam api pada tahun 1902. Loran yang menetap di kota Baku (Azerbaijan), yang notabene merupakan pusat industri minyak kala itu, tertarik menyelidiki sulitnya memadamkan api akibat minyak. Setelah melalui beberapa eksperimen, ia mematenkan penemuannya pada tahun 1904. Produk foam pertama ini mencampurkan natrium bikarbonat (baking soda—soda kue) dan aluminium sulfat.

Pada tahun 1940an, ilmuwan Amerika Serikat, Percy Lavon Julian, mengembangkan foam dengan bahan dasar kacang kedelai dan menamakannya aerofoam. Mengikuti Julian, ilmuwan kelahiran Jerman yang bernama Herbert Eisner merancang high-expansion foam, yang pada mulanya digunakan untuk mengatasi kebakaran di tambang batubara. Penemuan ini lantas dipatenkan pada tahun 1964 setelah melalui 400 eksperimen.

Terkait foam AFFF, yang sering digunakan sebagai media pemadam api hari ini, adalah Angkatan Laut Amerika Serikat yang pertama kali mengembangkannya. Foam sintetik ini memiliki kekentalan yang rendah dan dapat menyebar dengan cepat di atas permukaan hidrokarbon. Water film yang berada di bawah foam bersifat mendinginkan sehingga dengan cepat menghentikan api. Penggunaannya yang mudah karena dapat langsung diarahkan pada sumber api membuat foam AFFF cukup populer.

Foam AFFF tepat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B (akibat cairan yang mudah menyulut api), dan kebakaran kelas A (akibat benda padat), namun tidak cocok untuk kebakaran kelas C (akibat listrik), karena foam memiliki kandungan air yang mampu menghantar listrik